pengertian jajanan tradisional

Pengertian Jajanan Tradisional



Jajanan Tradisional adalah warisan budaya yang unik, dan sering terlupakan tapi sesungguhnya cukup diminati. Meskipun kecil, tapi kue tradisional adalah bagian dari atribut tradisi bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan, sebagai local jewel untuk memajukan pariwisata Indonesia. Perancis banyak sekali menawarkan kekhasannya pada masyarakat dunia. Mulai dari tempat wisata hingga makanan khas. Orang Perancis mempunyai roti-rotian khas seperti brioche (dihidangkan wajib ketika sarapan, bentuknya unik dan klasik, dan dikenal diseluruh dunia) dan Savarin (dessert khas perancis) yang mereka pelihara sampai kini. Bahkan ada juga jenis roti yang dibuat tetap dengan menggunakan metode kuno. Begitu pula di Indonesia, setiap provinsi ataupun kota pasti mempunyai makanan dan jajanan khas. Seperti pada provinsi-provinsi lainnya, provinsi Jawa Timur mempunyai jajanan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami. Hal ini seharusnya bisa dijaga sampai turun-temurun.

Selama ini kuliner merupakan salah satu senjata efektif untuk meningkatkan Brand dan promosi bagi sebuah Negara. Setiap Negara pasti memiliki kekhasan yang dapat membuat negaranya berbeda dari Negara lain. Sebut saja kreatifitas racikan tangan dari berbagai negara yang sudah familiar ditengah masyarakat kita, seperti masakan dan minuman anggur dari Perancis, Pizza dari Italia, Ice Cream dari Amerika, Kebab dari Turki, Sushi dari Jepang, Roti Cane dari India, dan kuliner Negara lainnya yang menyatu dengan simbol negara asalnya. Bukan hanya makanannya, bahkan budaya sajian kulinernya pun sudah masuk dan menukar ranah tradisi budaya tradisonal kita, seperti acara jamuan makan ala Perancis atau yang dikenal dengan hidangan Perancis.
Salah satu upaya untuk menjaganya adalah dengan mengenal lebih jauh tentang bagaimana jenis-jenis jajan tradisional itu, bukan hanya resep, bahan dasar, cara membuat, cara menyajikan, namun juga cerita dibalik jajan pasar itu sendiri, mitologi, serta hubungannya dalam acara adat tradisional masyarakat Jawa. Kue-kue tradisional mempunyai cita rasa yang khas. terbuat dari bahan alami yang tetap layak dan bisa digali lagi untuk dijadikan sebagai salah satu pelestarian budaya yang menjadi daya tarik wisatawan. Akan tetapi, dengan era globalisasi yan sudah menyeluruh mengakibatkan banyaknya jajanan-jajanan Indonesia yang mulai ditinggalkan
Bahkan, kalau kita pergi ke pasar, sudah sangat banyak jenis jajan pasar tradisional yang sudah tidak dapat lagi ditemukan. Ciri ‘ndeso’ pada jajan pasar telah membuatnya ditinggalkan oleh mayoritas warga masyarakat kita yang sedang berangkat ke alam modern. “Anehnya, kalau satwa dan fauna langka perlu dilestarikan secara terorganisasi, pelestarian pusaka kuliner yang nyaris punah tidak pernah mendapat perhatian khusus.” (Bondan Winarno, dalam buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar).
Sebagai warisan kuliner, sudah seyogyanya makanan yang sudah mulai jarang ini dilestarikan. Perlambang berupa kiasan kisah menjelaskan secara jelas bahwa banyak makanan warisan yang kita kenal memilki harapan yang mulia. Keragaman kudapan tersebut biasanya dihubungkan dengan kejadian dan ritual yang dilambangkan dengan makanan. Ketika melahirkan, menikah, khitanan, atau memasuki rumah, salah satu perlambang rasa syukur adalah dengan membuat kudapan tertentu yang disajikan bersama atau dibagikan diantara mereka.Perlu didokumentasikan dan menjadi catatan sejarah karena jajan pasar itu ada dan agar tidak hilang begitu saja ataupun diklaim oleh Negara lain. Ibu Yuyun Alamsyah, penulis Buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar mengatakan, “Saya ingin melestarikan cerita itu meskipun sumbernya dari mulut ke mulut tapi harus saya dokumentasikan karena sebenarnya itu ada. Bagi saya ini idealisme saya, sesuatu yang harus kita tulis”Tidak terdokumentasikannya budaya adalah salah satu penyebab mengapa banyak budaya Indonesia yang diklaim Negara asing. Melindungi seni atau budaya dalam hukum tetapi juga harus disebarluaskan.
Jajan Pasar sudah jarang ditemui tetapi masih ada juga yang masih sering dijumpai dipasaran. meskipun tidak harus dipopulerkan kembali, namun perlu adanya pendokumentasian atau sesuatu yang harus kita catat bahwa jajanan itu pernah ada dan merupakan kebudayaan jawa timur.  Dalam buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar, Pak Bondan Winarno pernah mengatakan, “Bahkan ketika pemerintah masih memandang soal kuliner dengan picingan mata, kami bertekad mempromosikan Indonesia melalui jalur kuliner”. Kemudian bu Yuyun menambahkan, “saya berencana akan memperbarui dan mengembangkan buku ini lagi dan diterbitkan ke Periplus” . Ketika orang meributkan tentang Malaysia yang mengklaim beberapa kebudayaan di Indonesia, Bondan justru terinspirasi memulai proyek pendataan kuliner khas Indonesia. Ia bertekad menerbitkan dokumentasi masakan yang layak menjadi pusaka kuliner.
Berbekal dari ‘word of mouth’kisah seputar jajan dan catatan resep yang ada, terdapat hubungan menarik dengan ritual tertentu. Tidak ada penjelasan yang lengkap sejarah kuliner tersebut, tetapi kisah yang menyelimutinya masih terbawa dalam nuansa kehidupan sehari-hari bahkan sampai sekarang. Tidak sekedar membuat jajanan lalu menghidangkannya. Sehingga jajanan tradisional khusus dibuat jika ada kejadian khusus pula. Disebut warisan karena jajan ini ada dan dibuat secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pengolahan lebih banyak mengandalkan hasil bumi dan murni dari tanah air sendiri. Disebut jajan pasar, makanan ini tidak termasuk sebagai makanan pokok tapi melengkapinya. Meskipun begitu maknanya tersebut sangat berarti dalam kejadian dan momen kehidupan seseorang atau sebuah keluarga.
Menurut Ali Anwar, seorang pecinta sejarah, penulis, dan juga Ketua Bekasi Heritage, Ketua Komunitas Budaya Pangkalan Bambu, “Kesulitannya adalah pengumpulan data karena banyak yang tidak terdokumentasikan. sejarah harus ditulis agar tidak pupus ditempa waktu. Sejarah amat penting bagi generasi sesudahnya sebab ingatan orang sangat terbatas. penulisan sejarah sama halnya dengan usaha mencari identitas kultural.” Inventarisasi atau dokumentasi atas kebudayan tradisional merupakan kegiatan pendataan atas suatu kebudayaan tradisional di suatu wilayah, yang dengan adanya data tersebut kebudayaan tradisional suatu masyarakat dapat terinventarisir. Inventarisasi sendiri dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Diantaranya adalah berupa penerbitan inventarisasi pengetahuan yang tertulis (berbentuk buku), atau juga dapat berupa inventarisasi dengan menggunakan database di komputer. Akan sangat baik jika hasil dokumentasikan itu dibukukan karena buku memang diakui sebagai sumber informasi dan rujukan resmi ketimbang lembaran dokumen pribadi ataupun data yang dimuat dalam situs internet.
Kalaupun ada yang nekat mengklaim warisan budaya Indonesia, bisa dibantah dengan menyodorkan buku dokumentasi yang disusun dengan riset yang sahih tadi. Menurut Bapak  Bojadi Bayuputro, dosen di bidang seni dan budaya Universitas Negri Surabaya, sekaligus MC pada upacara adat Jawa “Saya ini termasuk pelestari budaya, dan penganut jawa tulen, jadi kalau ada yang dari dandanan dan tata upacara nya tidak benar, saya berani menyangkal, karena saya punya dasar”. Semodern apapun dengan semakin berkembangnya pembangunan kota, namun jajan tradisional tidak boleh dilupakan. Sebab bukan rahasia umum lagi kalau di Surabaya terkenal dengan jajanan tradisionalnya." Pengurus Pasar Atum Mall, salah satunya Didik W Simpson selaku Direktur Operasional mengatakan, "Jangan salah, bubur merah putih ini pernah dipamerkan di sebuah kegiatan di Hongkong. Dan sambutannya pun luar biasa. Beberapa tamu dari negara lain iri karena Indonesia memiliki bubur yang khas". Seiring dengan kesiapan JawaTimur (Jatim) untuk menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) dunia, Jatim telah mencanangkan tahun 2011 sebagai tahun kunjungan wisata di Jatim. Menurut Soekarwo, Industri pariwisata Jatim dari tahun 2008 hingga 2010 tercatat mengalami pertumbuhan sekitar 17%, hampir empat kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional.
 



Komentar

  1. Sangat bermanfaat terimakasih kakak

    BalasHapus
  2. ia terima kasih ya, kalau ada tulisan saya yang masih kurang, silahkan berikan saran ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PROTO BAHASA SEMIT

makalah pengantar linguistik umum